1.PENGERTIAN
1. Antropologi, Antropologi Sosial, Sosial, dan Kebudayaan
1. Menurut (Prof.Dr.Soerjono Soekarto)
· Antropologi Yaitu Ilmu yang mempelajari hasil karya, cipta dan rasa manusia berdasarkan pada karsa dan ciri-ciri fisik manusia.
· Antropologi Sosial Yaitu Cabang ilmu yang mempelajari lembaga-lembaga sosial dan prosesnya, terutama dalam masyarakat sederhana.
· Sosial Yaitu berkenaan dengan proses sosial.
2. Menurut (Drs.Ariyono Suyuno)
· Antropologi : Berasal dari kata latin : Antropos yang berarti manusia dan logos atau akal. Dengan begitu antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan masyarakat serta kebudayaan.
· Antropologi sosial adlah suati cabang ilmu yang mempelajari sejumlah kebudayaan tadi dan akhirnya merumuskan hukum – hukum yang berlaku umum untuk kepentingan manusia.
· Kebudayaan adalah keseluruhan hasil daya budhi cipta,karya dan karsa manusia yang diperguakan untuk memahami lingkungan sertapengalamannya agar menjadi pedoman bagi tingkah lakunya sesuai dengan unsur – unsur universal didalamnya.
3. Menurut (Drs. Sudarsono, S.H)
· Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari organism manusia seperti cirri- ciri rih manusia, dan perkembangan sosial manusia.
· Sosial adalah pertemuan silatuhrahmi atau ramah tamah ; hubungan seorang individu yang membentuk lebih banyak atu lebih sedikit kelompok-kelompok yang terorganisir ; juga tentang kecenderungan – kecenderungan dan implus – implus yang behubungan dengan yang lainnya.
4. Menurut (Dra. Hartini , G. Kartaspoetra)
· Antropologi adalah Kejadian mengenai sepsis manusia asal-usul, ragam dan kebudayaannya.
· Sosial digunakan dengan referensi pada hubungan seorang Individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama atau pada sejumlah individu yang membentuk lebih banyak atau atau lebih sedikit kelompok –kelompok yang terorganisir ; juga tentang kecenderungan dan implus-implus yang berhubungan dengan yang lainnya.
5. Menurut ()
· Antropologi adalah Studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk meperoleh pengertian yang lengkap tentang keaneka ragaman amnesia.
· Kebudayaan dapat dianggap sebagai peraturan – peraturan atau pembekuan – pembakuan yang berlaku didalam masyarakat – kelompok manusia.
6. Menurut (T.christomy dan Untung Yuwono)
· Kebudayaan adalahsuatu kompleks gejala termasu nilai – nilai dan adat kebiasaan yang memperlihatkan kesatuan sistematik.
7. Menurut (Hasan Alwi)
· Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi ) seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
· Sosial adalah suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma dsb)
8. Menurut (Muhammad Ali)
· Kebudayaan adalah keseluruham pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
· Sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat , kemayarakatan, suka memperhatikan kepentingan umum,suka menolong, kesosialan sifat-sifat masyarakat.
2 HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DENGAN ILMU GIZI
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan budayanya, dan di dalam antropologi juga diterangkan tentang antropologi kesehatan yang menerangkan tentang hubungan manusia, budaya, dan kesehatan. Di dalam antropologi kesehatan ini diterangkan dengan lebih jelas tentang tingkah laku manusia yang mempengaruhi kesehatannya dikarenakan budayanya. Gizi merupakan zat yang terdapat di dalam makanan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Dengan mengkonsumsi gizi seseorang dapat tumbuh dengan baik karena zat gizi ini dapat memberikan zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sehingga tubuh dapat terpelihara dengan baik.
Setelah mengetahui tentang antropologi dan gizi, maka sedikit banyak kita dapat melihat hubungan antara antropologi dengan gizi. Hubungan antropologi dengan gizi ini sangat kuat sekali atau sangat erat. Seseorang atau suatu kelompok masyarakat mengalami gizi buruk atau kekurangan gizi bukan hanya karena masalah ekonomi, akan tetapi bisa juga diakibatkan oleh kepercayaan atau budaya seseorang. Banyak sekali terdapat suatu kelompok masyarakat yang mengalami gizi buruk dikarenakan mereka percaya kepada kepercayaan atau kebudayaan mereka. Mereka mengalami gizi buruk karena mereka tidak mau memakan makanan yang seharusnya mereka makan yang jelas mengandung banyak gizi dikarenakan mereka mempercayai bahwa makanan tersebut tidak boleh dimakan ataupun kebudayaan mereka melarang mereka untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Hal ini tentu saja sangat mengecewakan karena banyak sekali kelompok masyarakat yang kekurangan gizi karena tidak bisa mendapatkannya karena masalah ekonomi. Akan tetapi ada suatu kelompok masyarakat yang mampu untuk mendapatkan makanan tersebut namun mereka tidak mempergunakannya dengan sebaik-baiknya. Hal ini menyebabkan banyaknya suatu kelompok masyarakat yang kekurangan gizi, padahal dalam kelompok masyarakat itu terdapat cukup banyak makanan yang mengandung gizi.
Setelah mengetahui hubungan antara antropologi dengan gizi, maka kita sebagai penyuluh kesehatan penting sekali bagi kita untuk mempelajari antropologi atau kebudayaan penduduk setempat yang akan diberi penyuluhan. Dengan mempelajari antropologi akan memudahkan kita untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena kalau kita sebelum memberikan penyuluhan kita mempelajari kepercayaan-kepercayaan atau kebudayaan penduduk setempat akan memudahkan kita untuk memberikan penyuluhan karena kita sudah mengetahui seluk beluk masyarakat tersebut. Dengan ilmu antropologi kita akan mengetahui bagaimana menangani masalah kesehatan atau kekurangan gizi suatu masyarakat. Dengan ilmu ini kita dapat meyakinkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan ini dan betapa pentingnya makanan yang mengandung gizi untuk tubuh kita, ataupun kita bisa memberikan alternatif lain yaitu dengan cara kita memberikan
penyuluhan dengan cara menyarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi yang tidak bertentangan dengan kebudayaan mereka. Agar apa yang kita usahakan tidak sia-sia karena tidak mungkin atau kecil sekali kemungkinan kita dapat memperbaiki gizi syatu daerahkalau apa yang kita sarankan itu bertentangan dengan kebudayaan mereka. Akan sulit sekali kita merubah perilaku seseorang yang diakibatkan oleh budaya, hal itu akan memakan atau membutuhkan proses yang lama dan panjang.